Click here and try to play with my simple prototype!
"Aku jadi si wayang, tereng dengdeng..mau terbang dulu ya.." kata Ibam. "Iya-iya, tapi aku pasang sayap warna pink dulu ah" Salma si adik menimpali. Mereka sibuk memainkan wayang sambil bercerita. Ide-ide dan cerita kreatif yang tak disangka keluar dari wajah-wajah ceria mereka, seru! (gambar 1)
Asyiknya mereka memainkan wayang membuat saya mengajak mereka bermain dengan wayang kertas yang kami buat bersama, menggunting badan boneka kertas yang saya gambar dengan coreldraw dan menempel foto mereka pada wajah tokoh kartun yang mereka pilih. Mereka bermain peran menjadi astronot, alien, monster, dsb. dengan berbagai setting imajinatif mereka. (gambar 2,3,4)
Hal ini mengingatkan saya pada sebuah artikel tentang manfaat bermain peran pada anak, dimana anak belajar banyak dari bermain, berimajinasi, mengembangkan kemampuan bahasa mereka serta tentunya kemampuan sosial dan emosi ketika anak bermain bersama.
Ternyata permainan wayang ini tidak kalah seru buat mereka dibanding menonton televisi, film-film vcd dan dvd dimana anak - menurut Kathy Eugster,MA,RCC,RPT seorang child and family counsellor dalam artikelnya Encouraging Children to Play Imaginatively and Creatively - hanya menjadi penerima pasif dari stimulasi audio visual semata, tanpa menggunakan imajinasi mereka untuk mengenali dunianya dan melakukan sesuatu yang kreatif. Sajian pasif tanpa interaksi yang terus menerus membuat kreatifitas, kemampuan komunikasi, sosial, emosional dan intelektual anak menjadi kurang berkembang, Kemampuan untuk mengekspresikan ide, cerita dan imajinasi menjadi berkurang.
Kemampuan mengekspresikan cerita kurang berkembang? Hmm..Sewaktu Ibam, si kakak yang kelas satu itu diminta gurunya membuat PR menulis tentang pengalaman yang menyenangkan, saya memperhatikan dia agak bingung menatap kertas kosong sambil memegang pensilnya. Akhirnya dengan bantuan tehnik 5W1H (What,Who,Why,When, Where dan How) Ibam berhasil menulis cerita tentang pengalamannya berlibur ke Bandung. Dalam hati saya berharap dia bisa menikmati proses menulis seperti dia menikmati film-film kartun dan program televisi favoritnya..
Kembali ke masalah media-media pasif diatas, alih-alih memisahkan anak darinya saya memilih untuk memanfaatkan program-program yang serius dalam merancang materi pendidikan untuk edutainment anak-anak. Misalnya Sesame Street. Hasil pemikiran seorang Joan Ganz Cooney yang berdedikasi untuk memanfaatkan tv sebagai media pembelajaran anak, berkembang dari th 1968 sampai sekarang. Kemudian film kartun seperti Dora the Explorer yang selain memiliki konten mendidik, narasinya mengajak anak pemirsanya beraktifitas bersama seperti menghitung atau membantu tokoh yang kesulitan: " C'mon let's count with me!" atau "Can you count the turtles?" . Ada juga program yang mengajak anak bergerak aktif mengikuti cerita, misalnya dalam program Monkey See monkey Do, anak diajak mengikuti gerakan hewan yang sedang dibahas, seperti jerapah dsb. Selain berusaha mengajak anak tidak hanya pasif menonton, program-program berbahasa Inggris tadi tanpa disadari juga akan melatih kemampuan berbahasa asing pada para penonton mungil. (Setidaknya itu yang saya amati dari anak-anak saya)
Lalu bagaimana dengan media-media interaktif edutainment seperti CD interaktif, edutainment game di internet atau mobile apps? Dari sisi interaktifitas tentunya media-media ini memfasilitasi interaksi dua arah, sehingga anak bisa berinteraksi secara mutual, ada keterlibatan secara aktif.
Bahkan media-media yang lebih baru seperti smart tv atau kinect x-box bisa memfasilitasi gesture recognition, sehingga anak bisa bermain game sambil menggerakkan tubuhnya secara aktif.
Dari keterlibatan anak pada sisi konten, ada lagi media yang tidak hanya melibatkan anak sebagai pengguna dari materi yang disediakan developer tapi memfasilitasi anak menjadi kreator dan bermain secara kreatif dan imajinatif. Misalnya website yang membantu anak membuat komiknya sendiri (www.pixton.com) atau membuat animasi (www.goanimate.com).
Bermain dengan wayang, Pixton & Goanimate menginspirasi saya..bukan cuma bikin komik, kayaknya asik juga kalau ada aplikasi yang membuat anak-anak bisa membuat buku cerita mereka sendiri ya.. Apalagi dengan template yang settingnya meng'Indonesia' seperti Jogja, Bandung, Bali dsb. Anak-anak juga bisa memainkan dirinya sebagai tokoh yang memakai properti khas kita misalnya naik becak atau memakai peci dan sarung. Dijamin gak akan ada deh di Pixton..:)
Iseng-iseng saya membuka adobe flash dan menghabiskan sekitar satu jam untuk membuat gambar planet berlangit ungu dan alien berbulu sebagai background, lalu memasukkan foto si sulung menjadi tokoh astronot. Main-main sedikit dengan bone tool, upload deh.. voila..senangnya melihat anak-anak memainkan tokoh "Ibam si astronot". Lebih-lebih lagi ketika Una dan Aya para sepupu pun asyik memainkannya. Saya pun berencana memasukkan foto mereka juga untuk menjadi astronot & alien. Sayangnya penggunaan PC dengan satu mouse membatasi tidak lebih dari satu tokoh yang bisa dimainkan.(Gambar 5)
Oya, ketika prototype sederhana ini saya coba lewat smartphone, ternyata teknologi touch screen yang intuitif membuat anak lebih asyik memainkan tokoh, karena jari-jari mungil mereka bisa langsung bermain, tanpa perantaraan mouse. Lebih asyik lagi multi touch screen memungkinkan anak-anak bermain bersama dengan memainkan tokoh masing-masing. Sayangnya kemampuan saya terbatas pada pembuatan prototype sederhana yang hanya satu tokohnya bisa dimainkan. Yaa siapa tahu ada rezeki buat beneran membuat mobile apps yang bisa memfasilitasi anak-anak membuat buku cerita dengan diri mereka sendiri sebagai tokoh yang bisa dimainkan..
Saya sudah bisa membayangkan namanya "WayangEbook, Create your fun story!" Hehe ngayal kan gratis..
Kalau anda tertarik, saya sangat berterima kasih jika anda mau coba mainkan dan beri masukan untuk prototype super sederhana saya pada link diatas, apalagi kalau tertarik untuk jadi sponsor hehehe..
Mungkin anda bisa mencoba aktifitas fun learning ini bersama balita anda. Berikut yang bisa anda ajarkan while having fun! :
- Melatih anak berempati
- Membedakan bentuk siluet kucing dengan hewan lain
- Mengenal bunyi kucing dan hewan lain
- Menghitung sederhana jumlah kucing (5)
Alat yang dibutuhkan :
- Printer & 2 lembar kertas
- Gunting
- Crayon/spidol jika anda & si kecil ingin mewarnai hewan-hewan dan rumah kucing
4 TAHAPAN AKTIFITAS FUN LEARNING YANG DAPAT ANDA & SI KECIL LAKUKAN BERSAMA DENGAN HASIL PRINTOUT :
- 1. Klik download link di atas dan print
- -Lembar 1 dan 2 berwarna jika anda ingin gambar berwarna tanpa harus mewarnai
- -Lembar 1 dan 2 BW jika anda ingin mewarnai kucing & hewan lain bersama anak
- 2. Ajak anak menebak bentuk kucing diantara siluet hewan lain pada hasil printout lembar 1
- -Anda bisa memberikan prolog yang dapat membangkitkan empati anak untuk menolong anak-anak kucing misal dengan menceritakan mereka itu tersesat di hutan bersama hewan lain dan terpisah dengan mama kucing yang menunggu di rumah.
- -Anda juga bisa mengenalkan bahasa lain misalnya Inggris seputar kucing (misal cat, kittens, mommy cat dsb.) atau juga hewan-hewan lain pada lembar 1
- - Anda bisa menanyakan berapa jumlah anak kucing baik dalam bahasa Indonesia/Inggris " How many kittens you can find?"
- 3. Gunting 5 gambar kucing pada lembar 1 dan sebarkan di sekitar rumah, minta anak untuk mencarinya
- -Anda bisa menirukan suara2 kucing di dekat tempat gambar anak kucing disembunyikan untuk membantu anak menemukannya
- -Jika ada anak yang lebih besar ingin bermain anda dapat meletakkan/menempel gambar kucing di dekat benda yang anda ingin perkenalkan dalam bahasa lain. Misal nya bantal (pillow) Katakan pada anak " One kitten is on the pillow"
- 4. Gunting pintu rumah kucing pada lembar2 (garis putus-putus) dan minta anak memasukkan gambar kucing ke dalam rumah
Thanks for visiting us and enjoy your quality times with the little ones!
Salam Fun Learning!
Subscribe to:
Posts (Atom)
Post a Comment